}

Puisi FIKIRAN DAN SAMADI Karya Kahlil Gibran

kumpulan puisi lucu, puisi unik, puisi sayang, puisi cinta, puisi islami, puisi persahabatan, puisi untuk wanita kumpulan kata cinta, kata mutiara, arti cinta, makna cinta, rayuan maut cinta, ayat ayat cinta, syair cinta serta masih banya lagi tertunya yang berhubungan dengan cinta. karena hidup tanpa ada cinta maka di jamin akan jauh dari bahagia.

FIKIRAN DAN SAMADI

Hidup menjemput dan melantunkan kita dari satu tempat ke tempat yang lain;
Nasib memindahkan kita dari satu tahap ke tahap yang lain. Dan kita yang
diburu oleh keduanya, hanya mendengar suara yang mengerikan, dan hanya
melihat susuk yang menghalangi dan merintangi jalan kita.
Keindahan menghadirkan dirinya dengan duduk di atas singgahsana keagungan;
tapi kami mendekatinya atas dorongan Nafsu ; merenggut mahkota
kesuciannya, dan mengotori busananya dengan tindak laku durhaka.

Cinta lalu di depan kita, berjubahkan kelembutan ; tapi kita lari ketakutan,
atau bersembunyi dalam kegelapan, atau ada pula yang malahan mengikutinya,
untuk berbuat kejahatan atas namanya.

Meskipun orang yang paling bijaksana terbongkok kerana memikul beban
Cinta, tapi sebenarnya beban itu seiringan bayu pawana Lebanon yang
berpuput riang.

Kebebasan mengundang kita pada mejanya agar kita menikmati makanan lazat
dan anggurnya ; tapi bila kita telah duduk menghadapinya, kita pun makan
dengan lahap dan rakus.

Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita, dan menawarkan pula agar
kita menikmati keindahannya ; tapi kita takut akan keheningannya, lalu
bergegas lari ke kota yang ramai, berhimpit-himpitan seperti kawanan
kambing yang lari ketakutan dari serigala garang.

Kebenaran memanggil-manggil kita di antara tawa anak-anak atau ciuman kekasih, tapi kita menutup pintu keramahan baginya, dan menghadapinya bagaikan musuh.

Hati manusia menyeru pertolongan ; jiwa manusia memohon pembebasan ; tapi kita tidak mendengar teriak mereka, kerana kita tidak membuka telinga dan berniat memahaminya. Namun orang yang mendengar dan memahaminya kita sebut gila lalu kita tinggalkan.

Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang waspada, sedang hari pun
memberi salam dan merangkul kita. Tapi di siang dan malam hari, kita sentiasa
ketakutan.

Kita amat terikat pada bumi, sedangkan gerbang Tuhan terbuka lebar. Kita
memijak-mijak roti Kehidupan, sedangkan kelaparan memamah hati kita.
Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap Manusia, namun betapa jauh
Manusia meninggalkan Sang Hidup.

Puisi Karya : Khalil Gibran

Loading...

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Baca Posting Yang Menarik Lainnya

Silahkan Comment Dengan Facebook Agan